Header AD

header ads

hal-hal yang memudahkan turunnya rezeki

Allah swt telah menjelaskan kepada hambah-hambah-Nya hal-hal yang dapat mendatangkan rezeki   dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rezeki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan kepada mereka kesuksesan serta mendapatkan rezeki tanpa di sangka-sangka. 

Di antara hal-hal yang melapangkan rezeki adalah sebagai berikut.


- Takwa kepada Allah

Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rezeki dan menjadikannya terus bertambah. Allah swt berfirman, "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah swt niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada sangka-sangkanya."  (At-Thalaq 2-3).

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang di ridhai Allah swt dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan saah satu dari sekian banyak pahala yang di peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan padanya rezeki secara tidak terduga. 


- Istighfar dan taubat

Termasuk sebab yang mendatangkan rezeki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh as. " Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampunan kepada Rabmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun' niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS. 71:10-12).

Istighfar yang di maksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lau berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faedah dan manfaat sebagaimana yang di harapkan.


- Tawakkal kepada Allah

Allah sawt berfirman, " Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. "QS. 65:3). Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa mahkluk, rezeki, pemberian, mudharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan, dan lainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh Al-imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati sebenarnya kepada Allah Azza wa jalla di dalam mencari kebaikan (maslahat) dan menghindari bahaya(mudharat) dalam semua urusan di dunia dan di akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah swt serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendapatkan mudharat dan maslahat selain Dia.


- Silaturahmi



Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa bahwa silaturahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rezeki, di antaranya adalah sabda Nabi Muhammad saw yang berbunyi: "Siapa yang senang untuk di lapangkan rezekinya dan di panjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturahim.: (HR. Al-Bukhari). Yang di maksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang memiliki hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.


- Infaq fisabilillah

Allah swt berfirman, "Di antara barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemeberi rezeki yang sebaik-baiknya." (Qs. 34:39). Ibnu Katsir berkata," Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam ha yang di perintahkan kepadamu atau yang di perbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak."

Juga firman Allah swt  yang lain, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha kaya lagi Maha terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui."  (QS. 2:267-268).


- Menyambung Haji dengan Umrah

Berdasarkan pada hadits Muhammad saw dari Ibnu Mas'ud ra, dia berkata bahawa Rasulullah saw bersabda, "Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga."  (HR. At-Tarmidzi dan An-Nasi, disahihkan Al-Bani). Maksudnya, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka sambung umrah tersebut denagn melakukan ibadah haji.


- Berbuat baik kepada orang yang lemah

Nabi Muhammad saw telah menjelaskan bahwa Allah swt akan memberikan rezeki dan pertolongan   kapada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, "Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rezeki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian." (HR. al-Bukhari) Dhuafa (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.


- Serius dalam Beribadah


 Nabi Muhammad saw bersabda, "Allah swt berfirman, 'Wahai anak Adam bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada-Ku, maka aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu."  Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu'   hanya kepada Allah swt, merasa sedang menghadap pencipta dan penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat yang menguasai langit dan bumi.            
hal-hal yang memudahkan turunnya rezeki hal-hal yang memudahkan turunnya rezeki Reviewed by Unknown on Januari 28, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar

Post AD

home ads